Atlético Madrid Klub Underdog yang Jadi Raksasa La Liga

Atlético Madrid: Klub Underdog yang Jadi Raksasa La Liga

betrayalatcalth – Atlético Madrid, kalau ngomongin sepak bola Spanyol, yang pertama terlintas di pikiran pasti Real Madrid atau Barcelona. Tapi ada satu tim lain yang nggak boleh kita lupakan: Atlético Madrid. Klub ini punya cerita yang seru banget, dari awalnya dipandang sebelah mata sampai akhirnya jadi raksasa La Liga. Nah, yuk kita bahas lebih dalam soal perjalanan Atlético Madrid, pelatih legendaris mereka Diego Simeone, dan filosofi unik yang dikenal sebagai “Cholismo.”

Awal Perjalanan Atlético Madrid

Atlético Madrid didirikan pada tahun 1903 oleh mahasiswa asal Basque di Madrid. Awalnya, klub ini dibentuk sebagai cabang dari Athletic Bilbao, makanya nama mereka mirip. Tapi nggak lama kemudian, Atlético memutuskan berdiri sendiri dan mulai membangun identitasnya. Dalam sejarahnya, Atlético sering dianggap sebagai “klub nomor dua” di Madrid karena mereka harus bersaing dengan Real Madrid yang lebih populer.

Namun, itu nggak bikin Atlético menyerah. Mereka berhasil memenangkan gelar La Liga pertama mereka di musim 1939-1940. Setelah itu, mereka terus berkembang dan mencatatkan nama di berbagai kompetisi domestik maupun internasional.

Masa-Masa Sulit

Setiap klub besar pasti pernah mengalami masa sulit, dan Atlético nggak terkecuali. Di akhir 1990-an, mereka mengalami krisis keuangan yang cukup parah. Bahkan, pada tahun 2000, mereka harus turun kasta ke Segunda División alias divisi dua sepak bola Spanyol. Ini jadi pukulan besar buat fans mereka, tapi justru momen ini juga yang bikin mereka semakin kuat.

Dengan dukungan penuh dari fans setia mereka yang dikenal sebagai “Colchoneros,” Atlético berhasil bangkit dan kembali ke La Liga di musim 2002-2003. Dari situ, mereka mulai membangun fondasi untuk kembali bersaing di level tertinggi.

Era Diego Simeone

Titik balik terbesar dalam sejarah modern Atlético Madrid adalah saat Diego Simeone ditunjuk sebagai pelatih pada tahun 2011. Simeone, yang sebelumnya juga pernah bermain untuk Atlético, membawa semangat dan filosofi baru ke tim ini. Filosofi itu dikenal sebagai “Cholismo,” yang diambil dari julukannya “Cholo.”

Apa sih sebenarnya filosofi “Cholismo” itu? Intinya, Simeone mengajarkan timnya untuk bermain dengan disiplin, kerja keras, dan mentalitas pantang menyerah. Dia selalu bilang, “Partido a partido,” yang artinya “satu pertandingan pada satu waktu.” Dengan pendekatan ini, Atlético jadi tim yang sulit dikalahkan, bahkan oleh klub-klub besar seperti Real Madrid dan Barcelona.

Prestasi Gemilang

Di bawah asuhan Simeone, Atlético Madrid berhasil meraih berbagai gelar bergengsi. Salah satu momen paling ikonik adalah saat mereka memenangkan La Liga di musim 2013-2014. Ini adalah gelar La Liga pertama mereka dalam 18 tahun, dan mereka berhasil meraihnya dengan mengalahkan Barcelona di pertandingan terakhir musim itu.

Nggak cuma itu, Atlético juga tampil luar biasa di Liga Champions. Mereka berhasil mencapai final pada tahun 2014 dan 2016, meskipun sayangnya harus kalah dari rival sekota mereka, Real Madrid, di kedua kesempatan itu. Tapi tetap aja, pencapaian ini menunjukkan bahwa Atlético adalah tim yang layak diperhitungkan di level internasional.

Selain itu, Atlético juga berhasil memenangkan Liga Europa pada tahun 2012 dan 2018, serta Piala Super UEFA di tahun-tahun yang sama. Prestasi-prestasi ini bikin mereka semakin disegani di dunia sepak bola.

Pemain-Pemain Bintang

Salah satu faktor yang bikin Atlético sukses adalah pemain-pemain bintang yang mereka miliki. Beberapa nama besar yang pernah bermain untuk klub ini adalah Fernando Torres, Diego Forlán, Sergio Agüero, hingga Antoine Griezmann. Di era Simeone, mereka juga punya pemain-pemain hebat seperti Jan Oblak, Koke, dan Luis Suárez.

Fernando Torres, yang dijuluki “El Niño,” adalah salah satu legenda hidup Atlético. Dia memulai kariernya di klub ini dan kemudian kembali di akhir kariernya untuk membantu tim meraih sukses. Sementara itu, Jan Oblak dianggap sebagai salah satu kiper terbaik di dunia saat ini berkat penampilannya yang konsisten dan penyelamatan-penyelamatan krusialnya.

Filosofi “Cholismo”

Filosofi “Cholismo” yang diajarkan Diego Simeone bukan cuma soal taktik di lapangan, tapi juga mentalitas. Pemain Atlético dikenal sebagai pejuang yang nggak gampang menyerah, bahkan dalam situasi paling sulit sekalipun. Ini terlihat jelas dalam cara mereka bermain: pertahanan yang solid, serangan balik yang cepat, dan semangat juang yang nggak ada habisnya.

Simeone juga sangat mengutamakan kebersamaan dalam tim. Dia percaya bahwa setiap pemain punya peran penting, nggak peduli apakah mereka starter atau cadangan. Filosofi ini bikin Atlético jadi tim yang kompak dan sulit dikalahkan.

Rivalitas dengan Real Madrid dan Barcelona

Sebagai salah satu klub besar di Spanyol, Atlético punya rivalitas yang sengit dengan Real Madrid dan Barcelona. Pertandingan antara Atlético dan Real Madrid, yang dikenal sebagai “Derbi Madrileño,” selalu jadi tontonan yang seru. Meskipun Real Madrid sering dianggap lebih superior, Atlético beberapa kali berhasil mengalahkan mereka di momen-momen penting.

Sementara itu, pertandingan melawan Barcelona juga nggak kalah seru. Di bawah asuhan Simeone, Atlético sering memberikan perlawanan sengit kepada tim Catalan itu, termasuk saat mereka mengalahkan Barcelona untuk meraih gelar La Liga di musim 2013-2014.

Masa Depan Atlético Madrid

Saat ini, Atlético Madrid tetap jadi salah satu tim terkuat di Spanyol dan Eropa. Dengan stadion baru mereka, Wanda Metropolitano, dan basis fans yang terus berkembang, masa depan klub ini terlihat cerah. Mereka terus bersaing di La Liga dan Liga Champions, serta berusaha menambah koleksi gelar mereka.

Dengan filosofi “Cholismo” yang masih kuat dan pemain-pemain berbakat yang terus muncul, Atlético Madrid punya semua yang mereka butuhkan untuk tetap bersaing di level tertinggi. Jadi, kalau kamu suka cerita tentang tim underdog yang berhasil jadi juara, Atlético Madrid adalah contoh yang sempurna.

Kesimpulan

Atlético Madrid bukan cuma sekadar klub sepak bola; mereka adalah simbol kerja keras, kebersamaan, dan semangat juang. Dari masa-masa sulit hingga meraih puncak kejayaan, perjalanan mereka adalah inspirasi bagi siapa saja yang percaya bahwa dengan usaha dan determinasi, semuanya mungkin tercapai.

Jadi, kalau lain kali kamu nonton pertandingan La Liga, jangan lupa kasih perhatian lebih buat Atlético Madrid. Mereka adalah bukti bahwa underdog juga bisa jadi raksasa.